MENU NAVIGATION


LAPORAN PRAKTEK KEPERAWATAN GERONTIK

LAPORAN

PRAKTEK KEPERAWATAN GERONTIK


  1. LATAR BELAKANG

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup bangsa indonesia. Dengan meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya adalah penyakit degeneratif, kronis dengan multipel patologi sehingga memerlukan biaya penanganan yang mahal. Adat budaya bangsa indonesia dalam kehidupan lansia adalah merupakan figur yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan.

Proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal wajar dan akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat ceptnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Menurut Boedhi Darmojo, disebutkan bahwa orang lanjut usia (lebih 55 tahun), di Indonesia tahun 2000 sebanyak 22,2 juta atau sebanyak 10 % dari total penduduk dan diperkirakan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 29,12 juta atau 11,0 %. Peningkatan tersebut berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup dari 65 – 70 tahun pada 2000 menjadi 70 – 75 pada tahun 2020.

Panti Wreda adalah salah satu tempat lansia hidup bersama menjadi sebuah kelompok khusus lansia. Sesuai dengan sasaran asuhan keperawatan teritama keperawatan gerontik, maka panti wreda merupakan salah satu sasaran asuhan keperawatan gerontik. Dengan perawatan gerontikl do panti wreda diharapkan dapat meningkatkan dan membantu mewujudkan lansia sehat dan mandiri.





Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah kesehatan pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawaatan pada lansia baik dalam keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Fokus asuhan keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan mengoptimalkan fungsi fisik dan mental. Usia lanjut adalah proses alami yang dialami oleh setiap oranng dan tidak dapat dihindarkan. Dengan berhasilnya pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan yang dapat dilihat dengan menurunnya angka kematian dan angka kelahiran bayi serta perbaikan gizi masyarakat, maka sebagai dampak positif adalah meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir di Indonesia yang berkisar pada umur 70 tahun pada tahun 2000.

  1. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan pada lansia di institusi yaitu panti wreda.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada lansia dip anti wreda.

b. Mahasiswa mampu menganalisis keadaan dan perencanaan tindakan untuk kelompok lansia dip anti.

c. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan terutama terapi modalitas kelompok bagi kelompok lansia.

d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada lansia dip anti.

  1. WAKTU PELAKSANAAN

Praktek keperawatan gerontik dilaksanakan di Panti Wreda “Dewanata” Cilacap. Adapun pelaksanaannya adalah dngan ketentuan sebagai berikut :

Hari : Jum’at - Sabtu

Tanggal : 4 Januari 2008 – 5 Januari 2008

Waktu : Pukul 08.00 – 13.30 wib.

  1. KEGIATAN

1. Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 4 Januari 2008. Panti Wreda Dewanata Cilacap adalah instanti milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Panti Wreda Dewanata memiliki 11 wisma, masing-masing wisma rata-rata berpenghuni 9-10 orang. Jumlah penghuni panti sebanyak 90 Kelayan. Kelayan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penghuni lansia yang tinggal di Panti Wreda Dewanata. Kelompok mendapat tanggung jawab di wisma 5. Di wisma 5 penghuninya berjumlah 11 orang, namun 1 sedang pulang ke rumah keluarganya, semua berjenis kelamin laki-laki. Dari hasil pengkajian didapatkan data para kelayan yang ada di wisma 5 adalah sebagai berikut :

No

Nama

Alamat

Data

1.

Tn. Saliman

55 tahun

Cilacap

Masuk ke panti melalui kelurahan, Tn. S merasa diytelantarkan oleh keluarga, penglihatan berkurang, terdapat katarak, pembawaan ceria, suka humor, pola aktifitas mandiri, riwayat penyakit tidak ada, keluhan fisik bengkak-bengkak pada kaki dan pegel-pegel, pola kencing sering, makan minum baik. Merokok 1 bungkus/hari.

2.

Tn. Ngalimun

59 tahun.

Cilacap

Masuk ke Panti Karena tidak ada yang mengurus, istri dan anak-anaknya meninggal terkena bencana tsunami di Aceh. Perawakan besar dan kekar, keluhan fisik sukar tidur dan sering sakit kepala, aktifitas mandiri.

3.

Tn. Mukhtar.

72 tahun

Brebes

Masuk ke panti dengan alasan meninggalkan rumah dan berjalan menggelandang sampai akhirnya sampai dip anti. Keluahan fisik gatal-gatal pada kaki kiri, senang bercerita, humor dan cenderung agamis.

4.

Tn. Marsudi.

77 tahun.

Kebumen

Masuk panti karena terlantar tidak mempunyai keluarga yang mengurus, aktifitas mandiri, keluhan fisik tidak ada, istirahat tidur cukup, makan minum baik, pendengaran telinga kiri berkurang.

5.

Tn Muraji.

65 tahun

Purbalingga

Masuk ke panti dengan di jemput oleh panti karena tidak mempunyai saudara dan keluarga, aktifitas mandiri, keluhan fisik sering sakit kepala, cengeng. Tekanan darah 200/120 mmHg. Makan minum baik,

6.

Tn.Sukarman

85 tahun.

Cilongok

Masuk ke panti karena tidak ada yang mengurus, diantar oleh pihak keluarahan. Aktifitas mandiri, keluhan fisik kaki terasa pegel-pegel, dan lekas capai.

7.

Tn. Sardi

62 tahun

Majenang

Masuk ke panti karena ditinggal anak dan keluarganya di Medan, di Jawa tidak ada sanak saudara. Mempunyai keinginan tinggal bersama anaknya di Medan. Aktifitas mandiri, keluhan fisik tidak ada.

8.

Tn. Naryo

60 tahun.

Cilacap

Masuk ke panti karena istrinya meninggal dan tidak mempunyai anak, sehingga tidak ada saudara yang merawat. Aktifitas mandiri, keluhan fisik tidak ada, kebiasaan merokok sehari 1 bungkus atau lebih.

9.

Tn. Suwardi

56 Tahun

Purbalingga

Masuk ke Panti karena tidak mempunyai sanak saudara, mempunyai hobi membaca dan menulis, keluhan fisik tidak ada, aktifitas mandiri, penglihatan bantuan kacamata.

10.

Tn. Samsul

75 tahun

Banjarnegara

Masuk ke panti karena tidak ada keluarga yang merawat. Aktifitas mandiri, ekstremitas kaki kelaianan berbentuk X, berjalan pelan dan hati-hati. Keluhan fisik lainnya tidak ada.

2. Perencanaan

Berdasarkan karakter kelayan hasil pengkajian dapat diambil kesimpulan data sebagai berikut :

Kelayan Penghuni wisma 5 berjumlah 10 orang, aktifitas sehari-hari mandiri, keluhan fisik yang serius tidak ada, beberapa kelayan mengeluh sakit dan pegel-pegel pada ekstremitas bawah, keluhan demensia ataupun disorientasi belum ditemukan, secara umum keadaan kesehatan baik, dengan demikian prioritas yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan kelayan dan mencegah terkadinya penurunan pola kogitif, mencegah terjadinya demensia. Untuk itu kelompok melakukan perencanaan untuk melakukan implementasi terapi modalitas dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan berolahraga dan mencegah terjadinya demensia, sekaligus menyegarkan badan dan melemaskan otot-otot para kelayan. Terapi modalitas kelompok yang direncanakan adalah Senam Otak.

3. Implementasi

Implementasi yang dilakukan terhadap lansia adalah terapi modalitas Senam Otak yang dilakukan secara kelompok dengan ketentuan sebagai berikut :

Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Januari 2008

Waktu : Pukul 09. 09.45

Tempat : Di Wisma 5 Panti Wreda Dewanata Cilacap.

Laporan implementasi lengkap ada pada lampiran .

4. Evaluasi

Kelayan mampu mengikuti kegiatan dengan baik dan menyatakan kebahagiaan dapat mengikuti kegiatan dan antusias daln kegiatan.

  1. PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktek keperawatan gerontik selama 2 hari di Panti Wreda Dewanata Cilacap, kesimpulan yang dapat diambil adalah :

a. Setiap lansia mempunyai masalah kesehatan dan permasalah dalam kemunduran fisik maupun fungsi yang berbeda-beda.

b. Masih diperlukan perawatan spesifikasi di Panti Wreda yang berlatang belakang perawat gerontik, karena perawatan yang berjalan saat ini dip anti adalah otdidak dan hanya terdapat 1 orang perawat dengan latarbelakang pendidikan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan), sehingga asuhan keperawatan gerontik belum optimal.

c. Dalam masa lansia masih dapat dioptimalkan kesehatannya dengan perawatan yang paripurna dan tepat sasaran.

d. Mahasiswa telah menerapkan proses asuhan keperawatan gerontik dip anti wreda.

2. Saran dan Kritik

a. Pelaksanaan praktek tidak hanya 2 hari, namun ditambah lebih lama sehingga lebih mampu menerapkan asuhan keperawatan secara optimal pada lansia.

b. Persiapan mahasiswa lebih dimantapkan, sehingga lebih me,ahami lansia dan mampu menerapkan asuhan keperawatan gerontiuk dengan optimal.